HATI-HATI DENGAN SNOUCK HORGRONJE MAMAT SUDIRMAN
Mustafa Abubakar
PERLU ADA SIFAT WASPADA BANGSA ACEH
Kepada Bangsa Aceh semua,
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamualaikum wrt. wbt.
PENGANTAR KATA
Maafkan saya pada kali ini juga menulis dalam Bahasa Melayu dan tidak menulis dalam Bahasa Aceh, sebab saya yakin ada dari Bangsa Aceh sendiri yang sudah tidak dapat membaca Bahasa Aceh dengan betul dan teliti karena tercemar dengan budaya dan virus perusak yang dibawa dan disebarkan oelh gerombolan penjajah laknatullah jawa indunesia. Akan tetapi Insya Allah kita semua Bangsa Aceh terus mempunyai azam untuk berkomunikasi sesama Bangsa Aceh secara lisan dan tulisan dalam Bahasa Aceh.
Tujuan saya tulis tulisan ini dalam Bahasa Melayu adalah juga untuk memberitahu kepada mereka yang dapat memahami Bahasa Melayu, bahwa bagaimana kejam dan buasnya kafir penjajah laknatullah jawa indunesia terhaaadap Bangsa Aceh dan bagaimana kita Bangsa Aceh terus mencela, memusuhi, memerangi, memaki hamun, dan membenci kafir penjajah laknatullah jawa indunesia itu. Kita Bangsa Aceh “Akan pantang berputih mata dan lebih mulia berputih tulangâ€.
BELAJAR DARI SEJARAH
Sudah banyak sejarah masa lalu dari para endatu kita untuk mengajarkan kita generasi Bangsa Aceh sekarang ini untuk hidup ke hadapan dalam sebuah Negara Aceh yang merdeka dan bebas dari penjajahan dan penindasan bangsa lain. Kita Bangsa Aceh jangan terus menerus bodoh dan dibodohkan untuk dijajah dan diperintah oleh gerombolan lain yang tidak ada hubungan dari segi bangsa, adat budaya dan cara hidup, ideologi, bahasa dan bahkan agama seperti yang kita lihat sekarang ini gerombolan jawa yang datang ke tempat kita dengan mengamalkan “kejawen†atau mengamalkan “Islam Abangan†mengikut selera hidup dan sesuai dengan nafsu jahat kehendak najis mereka.
Maka tidak heran kalau kita lihat sebagai contoh si pemimpin jawa SBY yang isterinya kadang-kadang kalau datang ke tempat kita berpura-pura menutup aurat, sedangkan pada tempat lain atau di pulau jawa ia hanya memakai pakaian tradisi orang jawa yang dilaknat Allah SWT. Hal yang serupa sudah banyak dilakukan oleh pemimpin atau ketua-ketua gerombolan kafir laknatullah jawa itu yang cuba menaklukkan dan menghancurkan kehidupan dan penghidupan Bangsa Aceh. Lihat contoh bagaimana si laknatullah Sutrisno sebagai seorang jenderal kafir laknatullah jawa yang cuba menipu Bangsa Aceh dulunya dengan selalu menggunakan peci hitam dan meletakkan kain putih di bahunya ketika melakukan perjalanan ke tempat kunjungannya di Aceh terutama pesantren-pesantren yang dikunjungi atau di tempat-tempat ia membuat ceramah agama palsu dan propaganda. Sementara kerjanya sehari-hari adalah memerintahkan pasukannya untuk membunuh beribu-ribu Bangsa Aceh yang tidak berdosa dan mempertahankan tanah airnya. Begitu juga yang dilakukan oleh jenderal-jenderal kafir laknatullah jawa yang lain seterusnya, termasuk si kafir laknatullah Bambang Dharmono, Supiadin, dan ketua-ketua serdadu kafir laknatullah jawa yang lain yang tergabung dalam gerombolan TNI dan POLRI.
Begitu juga dengan laknat-lanat jawa yang lain yang berpura-pura mengaku dirinya orang yang pandai dan fasih dengan Islam, akan tetapi perbuatan maksiat menjadi kesukaannya. Lihat contoh yang dibuat oleh Gus Dur yang kononnya mengaku sebagai ‘ulama†gerombolan jawa yang melakukan maksiat dengan Aryatie wanita pelacur. Dan keseluruhan mereka gerombolan jawa yang mengaku dirinya ulama, sebenarnya itulah pekerjaan mereka. Termasuklah seorang yang lain yang berasal dari pulau jawa yang bernama Zainuddin M. Z. mengaku dirinya ‘ulama’ yang pernah hobinya hanya membawa ceramah-ceramah yang penuh dengan kata-kata lucah dan itulah yang sangat digemari oleh gerombolan jawa yang lain yang mendengar ceramah tersebut. Ada juga yang mulutnya berbuih-buih menyampaikan ceramah agama, akan tetapi diri dan keluarganya seperti isteri dan anak-anaknya jauh dari menjalankan syariat Allah SWT. Kita Bangsa Aceh kita harapkan jangan kita turuti cara hidup si munafik laknatullah jawa-jawa itu.
Makanya tidak mengherankan kita akan cara hidup si kafir laknatullah jawa-jawa itu yang berpura-pura mengaku dirinya muslim, akan tetapi sanggup menghabiskan nyawa Bangsa Aceh hanya karena Bangsa Aceh seperti Allahyarham Mukhtar tidak memasang bendera kafir laknatullah jawa itu dengan cara yang biasa dipasang dan dipuja oleh kafir laknatullah jawa-jawa itu. Hal ini kerana kafir laknatullah jawa-jawa itu menganggap seperti bendera mereka, lambang pemujaan mereka pancasila dan burung garuda adalah merupakan tuhan mereka atau berhala yang disembah dalam kehidupan kafir laknatullah jawa-jawa tersebut. Sesungguhnya kafir laknatullah jawa-jawa itu adalah syaitan dan kafir yang terkutuk.
Dalam sejarah perjalanan hidup Bangsa Aceh sudah banyak peristiwa berlaku terhadap Bangsa Aceh yang dilakukan oleh gerombolan lain yang tidak ada sangkut pautnya dengan dengan Bangsa Aceh. Antara gerombolan penjajah terdahulu misalnya kafir balanda yang mencuba menggunakan berbagai taktik kotor untuk menghancurkan kehidupan Bangsa Aceh dari sudut dunia dan akhirat. Dikirimnya seorang kafir laknatullah yang bernama Snouck Horgronje untuk mematahkan semangat perjuangan Bangsa Aceh dan menghancurkan akidah agama Bangsa Aceh dengan jalan kafir laknatullah ini mengatakan dirinya sebagai seorang Islam dan pandai dalam ilmu-ilmu Islam. Bahkan si kafir laknatullah ini juga dengan taktik kotornya mencuba untuk membunuh ulama-ulama Aceh yang diketahuinya bahawa kekuatan dan semangat perjuangan Bangsa Aceh adalah salah satunya terletak pada ulama-ulama Aceh yang benar-benar mengamalkan ajaran Islam dalam hidupnya dan turut mendidik Bangsa Aceh yang lain dengan berbagai Ilmu Islam. Akan tetapi semangat dan kesucian hati para ulama Aceh terdahulu tidak sanggup dipatahkan oleh taktik-taktik jahat yang digunakan oleh kafir laknatullah suruhan tersebut. Sebagai contoh, Alhamdulillah, Allahyarham Teungku Di Keumala satu ketika dahulu Allah SWT selamatkan dari niat jahat si kafir laknatullah Snouck Horgronje yang cuba membunuh beliau ketika beliau berada di Mekkah Al Mukarramah untuk menunaikan ibadah haji dan memperdalamkan ilmu agama beliau di sana. Allahyarham Teungku Di Keumala berhasil mencium niat jahat kafir laknatullah itu dan dengan serta merta beliau berkumur dengan air raksa untuk merontokkan semua giginya supaya rupa wajahnya tidak lagi dikenal oleh si kafir laknatullah Snouck Horgronje dan beliaupun Allah SWT selamatkan dari cubaan pembunuhan tersebut.
WASPADA SIAPA SAHABAT KITA
Bangsa Aceh tidak terbatas pergaulannya dengan bangsa-bangsa lain. Sebelum Negara pura-pura atau Negara boneka yang diberi nama dengan bermacam-macam nama termasuk RI, NKRI dan lain-lain wujud, kerajaan Aceh telahpun wujud lebih dahulu sebelum itu. Pada masa itu Bangsa Aceh dan pemimpinnya telah menjalinkan hubungan dengan Negara-negara lain di dunia termasuk di Eropah, Cina, Turki, Arab dan berbagai negara lain.
Bangsa Aceh terdahulu menjalin persahabatan dengan bangsa-bangsa lain dengan sikap waspada dan menjaga identiti dirinya dari sudut Bangsa, Negara dan Agama. Tidak pernah menyerahkan dirinya dan negeri Aceh kepada makhluk asing untuk menjajah dan memerintah Negeri dan Bangsa Aceh. Kedaulatan Aceh selalu dipertahankan dan dijaganya dengan kekuatan yang rapi dan bersahaja. Tidak pernah menjual maruah Negera dan Bangsa Aceh karena kehausannya terhadap harta dan pangkat. Para pemimpin dan Bangsa Aceh terdahulu memilih untuk mengorbankan nyawanya untuk tetap mempertahankan kedaulatan Negara dan Bangsa Aceh. Keteguhan inilah yang seterusnya telah diperlihatkan oleh para Bangsa Aceh yang terakhir ini termasuk para Asy-Syahid seperti teungku Ilyas Leubei, Teungku Abdullah Syafie, Teungku Dr. Zubir Mahmud, Teungku Ishak Daud, dan yang lainnya yang penuh sederetan nama yang tidak mungkin untuk disebutkan dan bahkan ada diantara mereka yang tidak mahu dikenal perjuangan dan pengorbanan sucinya dalam menentang setiap gerombolan penjajah asing yang datang ke bumi Aceh. Semoga Allah SWT menempatkan semua mereka di dalam Syurga, Insya Allah.
Pada akhir-akhir ini sudah kita lihat ada diantara Bangsa Aceh atau Bangsa Aceh yang “sudah kehilangan surat†sebagai anak jati Bangsa Aceh, mengaku dirinya sebagai pemimpin Bangsa Aceh dan telah menjual maruah Agama, Bangsa dan Negara Aceh. Mereka menggunakan berbagai dalih dan alasan supaya membolehkan mereka mengaut pangkat dan harta yang dijanjikan oleh kaum penjajah laknatullah jawa indunesia. Mereka begitu berminat untuk merebut pangkat dan harta tersebut. Mereka telah meninggalkan amanah perjuangan suci Bangsa Aceh untuk terus memerangi kafir penjajah laknatullah jawa indunesia itu dan seterusnya memerdekakan Negeri dan Bangsa Aceh dari penjajahan kafir laknatullah jawa indunesia itu. Mereka sudah memilih untuk berdamai dan mahu terus berada di bawah kuasa kafir penjajah laknatullah jawa indunesia itu. Mereka sudah ditipu dengan ajaran demokraasi semu, menipu dan pura-pura. Mereka sudah gembira dengan harta dan pangkat yang mereka terima. Mereka sudah tidak lagi mahu hidup sama-sama susah dan senang dengan Bangsa Aceh yang lain. Malah mereka sudah berjinak diri dengan gerombolan kafir laknatullah penjajah jawa indunesia itu dan bermusuhan dengan sesama Bangsa Aceh. Mereka sudah menutup telinganya untuk mendengar seruan untuk terus memerangi dan memusuhi kafir penjajah laknatullah jawa indunesia itu. Malah mereka telah menjadi pengkhianat yang sudah balik menyerang Bangsa Aceh yang terus mencela, memusuhi, memerangi, memaki hamun, dan membenci kafir penjajah laknatullah jawa indunesia itu. Mereka sudah menganggap kafir laknatullah jawa indunesia itu sebagai sahabatnya dan menganggap Bangsa Aceh yang terus mencela, memusuhi, memerangi, memaki hamun, dan membenci kafir penjajah laknatullah jawa indunesia itu sebagai musuh mereka.
AHMAD SUDIRMAN PENERUS SNOUCK HORGRONJE
Malah para pengkhianat ini telah menggunakan “laknatullah Snouck Horgronje masa kini†sebagai penasihatnya, sebagai sahabatnya, sebagai orang yang menggunakan tulisan dan fikirannya untuk menyerang Bangsa Aceh yang terus mencela, memusuhi, memerangi, memaki hamun, dan membenci kafir penjajah laknatullah jawa indunesia itu di Bumi Aceh. Maka tidak heran sekarang ini si “Snouck Horgronje†yang menamakan dirinya “Ahmad Sudirman†yang juga dipanggil “Boldok†atau anjing tukang salak oleh Saudara ‘Ria Ananda’, telah digunakan untuk membuat tulisan untuk melawan Bangsa Aceh yang menentang pengkhianat-pengkhianat perjuangan itu. Malah para pengkhianat ini telah memberi bermacam-macam gelar untuk memuja dan mengagung-agungkan si “laknatullah Snouck Horgronje†itu. Ada yang menambah gelaran “Teungku†dan adapula yang menambah gelaran “Hakim†untuk si “laknatullah Snouck Horgronje†itu. Padahal kita tahu bahawa dari namanya sahaja “Sudirmanâ€, sudah kita tahu dari mana asal keturunannya. Kita tahu dialah si “Sudirman†itu yang mengaku bahawa “Indonesia Tanah Airku†dalam tulisannya. Nama “Ahmad†itu hanyalah merupakan nama tambahan sebagai tipu muslihatnya, yang hanya patut kita baca si “Amang†atau penuhnya kita sebut “Amang Sudirmanâ€. Tidakkah contoh lain menjadi pelajaran bagi kita Bangsa Aceh? Bagaimana si algojo jawa “Soeharto†yang telah ramai membunuh Bangsa Aceh, telah menambah namanya dengan nama tambahan “Muhammad†supaya ia dapat mengatakan bahawa ia juga golongan yang baik-baik dan bernama “Muhammad Soehartoâ€. Tidakkah kita Bangsa Aceh semua belajar dari contoh tersebut. Maka tidakkah kita Bangsa Aceh dapat mengenal siapa sebenarnya si “Sudirman†itu yang sengaja pergi ke Timur Tengah untuk kononnya belajar Islam di sana, yang sebenarnya mempunyai tujuan seperti si kafir laknatullah Snouck Horgronje pada zaman penjajahan kafir belanda dahulu?
Bangsa Aceh yang bukan pengkhianat perjuangan perlu mengahayati pepatah Aceh dan sama sekali tidak meninggalkannya. “Meunjoe kon ie mandum leuhop, meunjoe kon droe teuh mandum leuhopâ€. Bagi setiap pengkhianat perjuangan Bangsa Aceh, mereka tidak memikirkan perkara tersebut. Mereka akan menghalalkan semua caranya untuk mencapai tujuan mereka. Mereka akan melawan Bangsa Aceh yang menentang mereka dengan cara apa sahaja. Sebab mereka tahu bahawa orang yang terus menentang perbuatan pengkhianatan mereka akan menghacurkan dan menghalang niat dan nafsu najis mereka. Bagi pengkhianat, mereka hanya memikirkan pangkat, harta dan berbagai kesenangan dunia. Mereka akan takut hidupnya dipenjara atau mati dibunuh syahid oleh kafir penjajah laknatullah jawa indunesia. Inilah gertakan yang digunakan oleh si “kafir laknatullah Snouck Horgronje Ahmad Sudirman†untuk menakut-nakutkan kita yang menentangnya dan para pengkhianat perjuangan Bangsa Aceh yang lainnya.
Mereka para pengkhianat perjuangan takut untuk meninggalkan anak dan isteri serta keluarganya tanpa dirinya. Mereka tidak mengingat lagi pengorbanan darah, kehidupan, penderitaan, perasaan dan nyawa Bangsa Aceh yang telah dikorbankan. Para pengkhianat ini tidak akan mahu merasakan penderitaan dan kesusahan yang dirasakan oleh keseluruhan Bangsa Aceh. Para pengkhianat ini mahu berkawan walaupun dengan kafir penjajah laknatullah jawa indonesia dan si “kafir laknatullah Snouck Horgronje†Ahmad Sudirman, asalkan mereka hidup senang, mewah dan penuh kegembiraan dunia bagi dirinya dan keluarganya. Mereka para pengkhianat ini akan terus menyembah kafir laknatullah penjajah jawa indunesia itu sebagai tuannya, walaupun kafir penjajah laknatullah jawa indunesia itu terus melakukan kekejaman terhadap Bangsa Aceh, dan terus menjajah dan memerintah Negeri dan Bangsa Aceh.
Wali Negara Aceh Merdeka Teungku Muhammad Hasan Di Tiro sejak pertama sekali mengumumkan pernyataan untuk menyambung perjuangan dan memerdekakan Negara Aceh dari kafir laknatullah penjajah jawa indunesia dan dalam berbagai tulisan beliau ataupun pernyataan beliau seterusnya, tidak pernah sekali-kali mengakui kekuasaan kafir laknat penjajah jawa indunesia itu ke atas Negeri Aceh dan tidak pernah sama sekali mahu berdamai dan tunduk di bawah kekuasaan kafir penjajah laknatullah indunesia jawa itu.
WASPADA SIAPA PEMIMPIN KITA
Bangsa Aceh perlu dan wajib pandai memilih siapa pemimpin mereka. Pemimpin yang dipilih adalah pemimpin yang tidak pernah sekali-kali tunduk dibawah sitem dan kekuasaan kafir penjajah laknatullah indunesia jawa. Pemimpin yang mahu hidupnya sama-sama susah dan senang dengan segenap Bangsa Aceh yang lain. Pemimpin yang tidak hanya mementingkan pangkat, harta dan kesenangan pribadi dan keluarganya. Pemimpin yang selalu patuh kepada perintah Allah SWT dan menjauhkan segala laranganNYA. Pemimpin yang mendidik dan menjalankan perintah Syariat Islam untuk dirinya dan keluarga dan menyeru serta mendidik segenap Bangsa Aceh untuk mematuhi dan hidup di atas dasar ajaran Allah SWT.
Bukan pemimpin yang munafik pada dirinya dan terhadap Bangsa Aceh. Bukan pemimpin yang membiarkan dirinya, isterinya dan anak-anaknya hidup dengan cara menentang perintah Allah SWT seperti yang dilakukan oleh pemimpin kafir laknatullah jawa indunesia yang saya sebutkan di atas itu. Pemimpin kafir laknatullah penjajah jawa indunesia adalah kumpulan yang munafik yang berpura-pura dan menggunakan Islam sebagai propaganda. Oleh sebab itu mengapa kita Bangsa Aceh menyerah diri kita untuk terus dijajah dan dipimpin oleh gerombolan kafir laknatullah jawa indunesia itu. Cuba kita tanyakan diri kita masing-masing, kebaikan apa yang ada pada gerombolan kafir laknatullah penjajah jawa indunesia itu?
Kita mahu pemimpin Bangsa Aceh yang menentang kekejaman dan kebatilan. Kita mahu pemimpin Bangsa Aceh yang ikhlas hatinya terhadap Allah SWT dan Bangsa Aceh. Kita mahu pemimpin Bangsa Aceh yang adil dalam pemerintahannya mengikut ajaran Allah SWT. Kita mahu pemimpin Bangsa Aceh yang takut kepada azab Allah SWT kalau dia melakukan dosa paada dirinya dan terhadap Bangsa Aceh.
PENUTUP
Fikirkanlah wahai segenap Bangsa Aceh sebelum terlambat dan terjerumus ke dalam jurang kesesatan yang dimurka oleh Allah SWT, kerana terus mengikut kafir laknatullah penjajah jawa indunesia itu.
Sekian dan wassalam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar